‘Supergroup’ The Knife Club merilis album Affliction
‘Supergroup’ The Knife Club merilis album Affliction

Setelah Crosby, Stills, Nash and Young (CSNY) atau para maestro jazz Julian “Cannonball” Adderley, Miles Davis, Art Blakey dan Hank Jones bekerja bersama untuk Somethin’ Else, tidak banyak lagi musisi yang mau bekerja dengan konsep ‘supergroup’. Saat ini, beberapa musisi memang masih (sempat) bekerja bersama, namun sebagian besar dalam rangka menjadi tamu bagi band atau musisi yang lain atau dalam bentuk duet. Praktek di mana anggota terdepan dari sebuah band bergabung dengan rekan dari band lain nampaknya tidak lagi menjadi kebutuhan zaman. Musicians don’t do supergroup anymore!

The Knife Club berupaya untuk menghidupkan lagi tradisi yang punya sejarah panjang dalam rock dan jazz tersebut. The Knife Club adalah kolektif musik baru dari Jakarta yang diprakarsai oleh Marcel Thee dari Sajama Cut dan Baldi Calvianca dengan melibatkan musisi-musisi yang sedang menjadi perhatian di scene independen Jakarta ditambah beberapa pendatang baru yang tengah menanjak kreativitasnya, nama-nama seperti Andi Hans Sabarudin (C’mon Lennon, Seaside, Pandai Besi), Haikal Azizi (Bin Idris, Sigmun), Billy Saleh (Polka Wars), Jodi Setiawan (Peonies), Asad Gibran (Kaveh Kanes), Hendy Yudhistira (Morsecode), Much Rifqi (Moiss), Theo Nugraha, Ricardo Taufano (Secret Meadow), Dylan Amario (Logic Lost) dan Ababil Ashari (Shorthand Phonetics).

Hasil kolaborasi tersebut dituangkan ke dalam album yang diberi judul Affliction, yang berisi sembilan lagu yang sama sekali berbeda dengan jenis dan gaya bermusik band asal dari mereka yang terlibat. Keunikan dari album ini adalah bahwa musik baru yang tercipta justru ada karena sintesa dari elemen-elemen yang dibawa oleh masing-masing individu dari band yang berbeda.

“Pengaruh-pengaruhnya bisa dibilang musik-musik dari kolaborator ini. Saya rasa, fans-fans musisi-musisi ini pasti bisa mendengar sentuhan-sentuhan mereka di setiap lagu, meskipun dibalutnya berbeda karena mereka bermusik dengan orang-orang yang beda dari band mereka biasanya,” kata Marcel tentang karakter musik di album Affliction.

Secara artistik, Affliction juga adalah adalah album yang sangat kaya. Terdapat begitu banyak warna dan motif yang bisa mengingatkan kita kepada apa yang dikerjakan oleh Phil Spector melalui teknik Wall of Sound, jika saja Phil bekerja dengan gitar dan bukan instrumen orkestra. Untuk Affliction Marcel, Baldi dan rekan-rekan menciptakan berlapis-lapis bunyi gitar serta efek-efek synthesizer untuk menghasilkan kemegahan komposisi rock seperti yang dibangun oleh Sonic Youth dari era Confusion is Sex atau Broken Social Scene. Ide awalnya adalah soal bagaimana gitar tidak lagi terdengar seperti gitar. Begitu banyaknya individu yang terlibat juga menghasilkan jejak-jejak pengaruh yang berbeda mulai dari krautrock Can, Cluster atau keriuhan musik musik awal karir Butthole Surfers.

Singkat kata, mendengarkan Affliction seperti melakukan perjalanan penuh warna yang begitu cepat usai (album ini hanya berdurasi sekitar 30 menit). Album Affliction akan secara resmi kami rilis pada tanggal 12 Desember, 2017. Cakram padat album ini bisa di dapat di toko-toko musik independen di beberapa kota atau bisa juga didapatkan terlebih dahulu lewat pemesanan melalui elevation1977@gmail.com atau nomer WA 081908480616.