Returning Customer
I am a returning customer
Register Account
If you already have an account with us, please login at the login form.
Your Account Has Been Created!
Congratulations! Your new account has been successfully created!
You can now take advantage of member privileges to enhance your online shopping experience with us.
If you have ANY questions about the operation of this online shop, please e-mail the store owner.
A confirmation has been sent to the provided e-mail address. If you have not received it within the hour, please contact us.
Account Logout
You have been logged off your account. It is now safe to leave the computer.
Your shopping cart has been saved, the items inside it will be restored whenever you log back into your account.
Bandempo Cassette Edition (SOLD OUT)
Tak banyak sebenarnya yang tahu seperti apa kiprah band bernama Bandempo. Orang-orang mungkin lebih mengenal sosok Anggun Priambodo sebagai seorang seniman-cum-sutradara ternama yang pernah tergabung dalam kolektif The Jadugar bersama Henry “Batman” Foundation (vokalis Goodnight Electric). Sama seperti orang lebih mengenal karya videonya Teenage Death Star (“Absolute Beginner Terror”), Peter Pan (“Yang Terdalam”), atau film “Rocket Rain” dibandingkan lagu “PDKT 6 Bulan”. Bahkan saya sendiri tidak paham betul apakah mereka pernah tampil di luar Jakarta – setidaknya di Bandung. Saya hanya punya satu-satunya rilisan CD album mereka yang dirilis pada 2003 dan memiliki kemasan unik karena menggunakan tiga cover berbeda.
Bandempo adalah eksponen yang lahir dari Kampus Institut Kesenian Jakarta di akhir dekade 1990-an dan sempat meramaikan panggung-panggung pementasan indie di Jakarta. Band-band “lulusan” IKJ dikenal nama-nama besar seperti Naif, The Upstairs, hingga White Shoes and The Couples Company. Rasanya generasi milenial (mungkin) sedikit yang tahu kiprah Bandempo dibandingkan nama-nama di atas. Karena Bandempo seperti memiliki nasib yang obscure dan antah berantah. Sama obscure-nya dengan nama pelawak personil Srimulat yang mereka ambil untuk nama band. Padahal album debut mereka dinobatkan menjadi Album Terbaik Indonesia Dekade 2000-2010 urutan pertama versi situs kritik musik paling snob Jakartabeat. Sekali lagu, urutan pertama mengalahkan album Centralismo dari Sore dan The Nekrophone Dayz milik Homicide. Situs itu menulis pujian yang sangat masuk akal: “Album ini sangat hangat. Mempunyai kandungan nostalgia. Tapi gagasan musiknya sangat maju. Keseluruhan rasa rekaman ini, sangat maju! Musik, lirik, karakter vokal… Anjrit!”. Saya pikir, kini satu-satunya rilisan mereka pun – baik itu kaset maupun CD- sama-sama menjadi barang yang teramat langka. (Idhar Resmadi)Jakarta
- Rp. 60,000,-
- Ex Tax:Rp. 60,000,-
- Format :
- Track List :
- Story :
- Release Date : 0000-00-00
- Product Code:ELE-021
- Availability:In Stock
Tags: Cassette Tape
Tak banyak sebenarnya yang tahu seperti apa kiprah band bernama Bandempo. Orang-orang mungkin lebih mengenal sosok Anggun Priambodo sebagai seorang seniman-cum-sutradara ternama yang pernah tergabung dalam kolektif The Jadugar bersama Henry “Batman” Foundation (vokalis Goodnight Electric). Sama seperti orang lebih mengenal karya videonya Teenage Death Star (“Absolute Beginner Terror”), Peter Pan (“Yang Terdalam”), atau film “Rocket Rain” dibandingkan lagu “PDKT 6 Bulan”. Bahkan saya sendiri tidak paham betul apakah mereka pernah tampil di luar Jakarta – setidaknya di Bandung. Saya hanya punya satu-satunya rilisan CD album mereka yang dirilis pada 2003 dan memiliki kemasan unik karena menggunakan tiga cover berbeda.
Bandempo adalah eksponen yang lahir dari Kampus Institut Kesenian Jakarta di akhir dekade 1990-an dan sempat meramaikan panggung-panggung pementasan indie di Jakarta. Band-band “lulusan” IKJ dikenal nama-nama besar seperti Naif, The Upstairs, hingga White Shoes and The Couples Company. Rasanya generasi milenial (mungkin) sedikit yang tahu kiprah Bandempo dibandingkan nama-nama di atas. Karena Bandempo seperti memiliki nasib yang obscure dan antah berantah. Sama obscure-nya dengan nama pelawak personil Srimulat yang mereka ambil untuk nama band. Padahal album debut mereka dinobatkan menjadi Album Terbaik Indonesia Dekade 2000-2010 urutan pertama versi situs kritik musik paling snob Jakartabeat. Sekali lagu, urutan pertama mengalahkan album Centralismo dari Sore dan The Nekrophone Dayz milik Homicide. Situs itu menulis pujian yang sangat masuk akal: “Album ini sangat hangat. Mempunyai kandungan nostalgia. Tapi gagasan musiknya sangat maju. Keseluruhan rasa rekaman ini, sangat maju! Musik, lirik, karakter vokal… Anjrit!”. Saya pikir, kini satu-satunya rilisan mereka pun – baik itu kaset maupun CD- sama-sama menjadi barang yang teramat langka. (Idhar Resmadi)